Sarana Meraih Cinta Allah (40) Berlemah Lembut Kepada Para Hamba, Dan Menahan Amarah

 

Sesungguhnya seorang yang haliim (santun, berlemah lembut) itu adalah orang yang mampu menahan nafsunya saat marah, dan bersikap wara’ dari menyakiti selainnya, sementara dia mampu untuk melakukannya karena mencari keridhaan Allah ﷻ.

 

Allah ﷻ berfirman,

 

وَلَا تَستَوِي ٱلحَسَنَةُ وَلَا ٱلسَّيِّئَةُ ٱدفَع بِٱلَّتِي هِيَ أَحسَنُ فَإِذَا ٱلَّذِي بَينَكَ وَبَينَهُ عَدَٰوَةٌ كَأَنَّهۥ وَلِيٌّ حَمِيمٌ  ٣٤ وَمَا يُلَقَّىٰهَآ إِلَّا ٱلَّذِينَ صَبَرُواْ وَمَا يُلَقَّىٰهَآ إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ ٣٥

 

“Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.” (QS. Fushshilat: 34-35)

 

Allah ﷻ berfirman,

 

وَٱلكَٰظِمِينَ ٱلغَيظَ وَٱلعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِ وَٱللهُ يُحِبُّ ٱلمُحسِنِينَ  ١٣٤

 

“… dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali ‘Imraan: 134)

 

Nabi ﷺ bersabda,

 

« إِنَّ اللهَ رَفِيقٌ يُحِبُّ الرِّفْقَ، وَيُعْطِي عَلَى الرِّفْقِ مَا لَا يُعْطِي عَلَى الْعُنْفِ، وَمَا لَا يُعْطِي عَلَى مَا سِوَاهُ »

 

“Sesungguhnya Allah itu Maha Berlemah Lembut, dan Dia mencintai kelemah lembutan, dan Dia akan memberi di atas kelemah lembutan apa yang tidak Dia beri terhadap kekerasan, dan apa yang tidak Dia berikan kepada selainnya.”([1])

 

Beliau ﷺ juga bersabda,

 

«لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ»

 

“Tidaklah orang yang kuat itu dengan kemenangan bergulat, akan tetapi orang yang kuat itu adalah orang yang mampu menguasai nafsunya saat marah.”([2])

 

(Sumber: Mi-atu washilatin liyuhibbakallaahu warasuuluhuuSayyid Mubarok (Abu Bilal), dialih bahasakan oleh: Abu Rofi’ Muhammad Syahri)

______________________

Footnote:

([1]) HR. Muslim

([2]) Muttafaqun ‘alaih

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *