Lisan Terjaga, Rumah Penuh Bahagia

Oleh: Abu Yusuf Suharno

 

 

Intisari

 

Lisan adalah poros kebaikan sekaligus sumber bencana. Saat kata-kata dijaga—jujur, lembut, tepat—rumah dipenuhi rahmat; saat dibiarkan, ia meruntuhkan cinta dan menyalakan bara perselisihan.

 

Mukadimah

 

Banyak rumah tangga retak bukan karena fisik, tetapi karena tajamnya ucapan. Menjaga lisan = menjaga keharmonisan.

 

Firman Allah ﷻ

 

مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

 

“Tiada suatu kata pun yang diucapkan melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang siap (mencatat).” (QS. Qāf: 18)

 

Sabda Rasulullah ﷺ

 

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ

 

“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.”
— Muttafaq ‘alaih

 

وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ إِلَّا حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ؟

 

“Tidaklah manusia diseret tersungkur ke dalam neraka di atas wajah mereka melainkan (karena) hasil panen lisan-lisan mereka.” — Riwayat at-Tirmiżī no. 2616; hasan ṣaḥīḥ

 

Perkataan Salaf

 

Al-Ḥasan al-Baṣrī rohimahullah berkata:

 

اللِّسَانُ مِفْتَاحُ الْخَيْرِ وَمِفْتَاحُ الشَّرِّ

 

“Lisan adalah kunci kebaikan sekaligus kunci keburukan.” — Ḥilyat al-Auliyā’, 2/150, Abū Nu‘aim.

 

Teladan Salaf

 

Abu Bakar aṣ-Ṣiddīq rodhiyallaahu ‘anhu pernah memegang lidahnya seraya berkata:

هَذَا الَّذِي أَوْرَدَنِي ٱلْمَوَارِدَ

 

“Inilah (lisan) yang bisa menjerumuskan (pemiliknya) ke tempat-tempat kebinasaan.” — Ḥilyat al-Auliyā’, 1/52, Abū Nu‘aim.

 

✨ Renungan Hati

 

Satu kalimat lembut memadamkan api emosi; satu sindiran tajam memutus silaturahmi dalam sekejap. Menjaga lisan bukan hanya menahan marah, tapi menata niat, memilih diksi, dan sadar: setiap huruf tertulis di sisi Allah ﷻ.

 

Pelajaran Berharga

 

1. Jadikan kata sebagai ibadah—untuk memperbaiki, bukan melampiaskan.

 

2. Diam lebih selamat daripada ucapan yang menyakiti; tunda jawaban saat emosi.

 

3. Budayakan qaulan sadīdan di rumah: berkata benar, jujur, halus, singkat, tanpa menyindir.

 

Doa Penutup

 

اللَّهُمَّ أَصْلِحْ أَلْسِنَتَنَا، وَاحْفَظْهَا مِنَ الزَّلَلِ، وَاجْعَلْ كَلَامَنَا فِي بُيُوتِنَا ذِكْرًا وَرِضْوَانًا وَإِحْسَانًا

 

“Ya Allah, perbaikilah lisan kami, peliharalah dari tergelincir, dan jadikan ucapan kami di rumah penuh zikir, keridaan, dan kebaikan.”

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *