Bagaimana Jika Shalat Tidak Diterima?

📕P28. Bagaimana Jika Shalat Tidak Diterima?

[arabic-font]السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ[/arabic-font]

✏️Ustad…..menanyakan bab sholat
📚“Sungguh seseorang telah shalat selama 60 tahun, tetapi satu pun shalatnya tidak ada yang diterima. Boleh jadi ia menyempurnakan rukuk, tetapi tidak menyempurnakan sujud. Atau, ia menyempurnakan sujud, tetapi tidak menyempurnakan rukuk.” (HR. Abul Qasim Al-Ashbahani dalam Silsilah Ash-Shahihah).

✏️Kalo dr hadist d atas sptnya tragis ibadah sholat seseorang….bagaimana ustad untuk menyakinkan kita bahwa ibadah sholat kita tdk sia2 krn bagaimanapun ketakut akan sia2 ibadah merupakan hal pengendor semangat ibadah!!! Mohon penjelasannya untuk kita agar selalu istiqomah dan percaya diri kalau ibadah sholat kita tdk sia2…jzk khoiron ustad…..

📝Jawab:
[arabic-font] وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته[/arabic-font] [arabic-font] بسم الله والصلاة والسلام على رسول الله صلى الله عليه وسلم، وبعد:[/arabic-font]

📌Lafazh hadits tersebut adalah:
[arabic-font] «إنَّ الرَّجُلَ لَيُصَلِّي سِتِّينَ سَنَةً وَمَا تُقْبَلُ لَهُ صَلَاةٌ لَعَلَّهُ يُتِمُّ الرُّكُوعَ وَلَا يُتِمُّ السُّجُودَ وَيُتِمُّ السُّجُودَ وَلَا يُتِمُّ الرُّكُوعَ»[/arabic-font]

📚“Sesungguhnya ada seorang laki-laki yang benar-benar dia shalat selamat enam puluh tahun, dan tidak diterima untuknya satu shalatpun. Barangkali dia menyempurnakan ruku’, dan tidak menyempurnakan sujud, dan menyepurnakan sujud, dan tidak menyempurnakan ruku’.”

📚(HR. Abu al-Qasim al-Ashbahaniy, Ibnu ‘Adiy (VII/256), dan dia berkata, ‘Matannya tidak mahfuzh.’)

📌Hadits diatas, dan hadits-hadits yang serupa berlaku bagi orang yang tidak thumakninah di dalam shalatnya, dia shalat tapi tidak thumakninah, tidak sempurna ruku’ dan sujudnya, sementara thumakninah adalah bagian dari rukun shalat.

📌Hadits senada adalah yang diriwayatkan dari Huzdaifah radhiyallaahu ‘anhu,
[arabic-font] عَنْ زَيْدِ بْنِ وَهْبٍ قَالَ: كُنَّا عِنْدَ حُذَيْفَةَ فِي الْمَسْجِدِ، فَدَخَلَ رَجُلٌ مِنْ أَبْوَابِ كِنْدَةَ، فَجَعَلَ يُصَلِّي صَلَاةً لَا يُتِمُّ رُكُوعَهَا وَسُجُودَهَا، فَقَالَ حُذَيْفَةُ: «مُنْذُ كَمْ صَلَّيْتَ هَذِهِ الصَّلَاةَ؟» فَقَالَ: مُنْذُ أَرْبَعِينَ سَنَةً. فَقَالَ: «مَا صَلَّيْتَ مُنْذُ أَرْبَعِينَ سَنَةً، وَلَوْ مِتَّ لَمِتَّ عَلَى غَيْرِ فِطْرَةِ أَبِي الْقَاسِمِ ﷺ »[/arabic-font]

📚Dari Zaid bin Wahb, dia berkata, ‘Dulu kami disisi Hudzaifah di dalam masjid, lalu masuklah seorang laki-laki dari pintu-pintu Kindah, kemudian dia shalat dengan tidak menyempurnakan ruku’ dan sujudnya, maka Hudzaifah berkata, ‘Sejak kapan engkau shalat seperti shalat ini? (yaitu tanpa menyempurnakan ruku’ dan sujud?) maka dia menjawab, ‘Sejak empat puluh tahun (yang lalu).’ Maka Hudzaifah menjawab, ‘Engkau tidak pernah shalat sejak empat puluh tahun yang lalu, dan seandainya engkau mati, pastilah engkau mati tidak diatas Fitrah Abul Qasim (Muhammad) ﷺ.” (HR at-Thabraniy)

📌Ini adalah perkara besar, jangan pernah ada yang meremehkan.

📌Lalu seperti apakah tidak menyempurnakan ruku’ dan sujud itu? Yaitu dengan mematuk di dalam ruku’ dan sujudnya seperti burung mematuk makanannya.

📚Disebutkan di dalam hadits lain, Dari Abu ‘Abdillah al-Asy’ariy,
[arabic-font] «أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ رَأَى رَجُلًا لَا يُتِمُّ رُكُوعَهُ، وَيَنْقُرُ فِي سُجُودِهِ وَهُوَ يُصَلِّي، فَقَالَ ﷺ: لَوْ مَاتَ هَذَا عَلَى حَالِهِ مَاتَ عَلَى غَيْرِ مِلَّةِ مُحَمَّدٍ ﷺ ثُمَّ قَالَ ﷺ: مَثَلُ الَّذِي لَا يُتِمُّ رُكُوعَهُ وَيَنْقُرُ فِي سُجُودِهِ مَثَلُ الْجَائِعِ يَأْكُلُ التَّمْرَةَ وَالتَّمْرَتَيْنِ لَا يُغْنِيَانِ عَنْهُ شَيْئًا»[/arabic-font]

📚“Bahwasannya Rasulullah ﷺ pernah melihat seorang laki-laki yang tidak menyempurnakan ruku’nya, dan mematuk di dalam sujudnya sementara dia dalam keadaan shaalt. Maka beliau ﷺ bersabda, ‘Seandainya dia mati pada kondisinya ini, maka dia mati diatas selain agamanya Muhammad ﷺ.’ Kemudian beliau ﷺ bersabda, ‘Perumpamaan orang yang tidak menyempurnakan ruku’nya dan mematuk di dalam sujudnya, adalah seperti orang yang kelaparan, laludia memakan korma, atau dua butir korma, maka keduanya tidak akan mencukupinya sedikitpun.”

📚(HR. at-Thabraniy, al-Kabiir (IV/3840), Abu Ya’la (13/7184, 7350), Ibnu Khuzaimah (I/665), al-Haitsami berkata, ‘Diriwayatkan oleh at-Thabraniy dalam al-Kabiir, Abu Ya’la, dan sanadnya Hasan, lihat Majma’ az-Zawaid (I/121))

📌Oleh karena itulah, orang yang tidak thumakninah di dalam shalatnya, maka shalatnya tidak sah, dan tidak diterima oleh Allah ﷻ, jika seumur hidupnya, shalatnya seperti itu, maka dia seperti orang yang tidak pernah shalat. Wallahul musta’an.

🍂 Wallahu ta’ala a’lam bish-showab.

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

🌺 Group Tanya Jawab Khusus Muslimah 🌺
📘 Majelis Taklim Salsabila Alumni SMANDA/SMUNDA 📘
📲 Untuk bergabung ketik “GABUNG_Nama_Angkatan” KIRIM ke no. +6285749060476📕
📲 Join via Telegram https://telegram.me/akhowatsmanda atau klik http://bit.ly/20jtqpe untuk melihat kumpulan tanya jawab dari awal.
🌎 http://www.attabiin.com/category/konsul-salsabila/
📻 Ikuti siaran radio al-Umm 102,5 FM Malang, Relay Pandaan dan sekitarnya di 102,8 FM

2 Comments on “Bagaimana Jika Shalat Tidak Diterima?”

Leave a Reply to Ibnu Awi Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *