1. Pendahuluan dari Penjelasan kitab Hilyah Tholibil Ilmi

Fawaid Daurah Syari’iyah 23

 

1. Pendahuluan dari  Penjelasan kitab Hilyah Tholibil Ilmi

Oleh Syaikh Prof. Dr. Ziyad al-‘Abadi hafizhahullah.

 

Syaikh hafizhahullah  menyebutkan hadits yang mulia:

 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 

«إِنَّ الدُّنْيَا مَلْعُونَةٌ مَلْعُونٌ مَا فِيهَا إِلَّا ذِكْرُ اللهِ وَمَا وَالَاهُ وَعَالِمٌ أَوْ مُتَعَلِّمٌ »

 

« Dunia itu terlaknat dan segala yang terkandung di dalamnya pun terlaknat, kecuali orang yang berdzikir kepada Allah, yang melakukan ketaatan kepada-Nya, seorang ‘alim atau penuntut ilmu syar’i.” (HR. at-Tirmidzi no. 2322, Ibnu Majah. No. 4112 lihat Shohih at-Targhib no. 3244, hasan)

 

Syaikh hafizhahullah menjelaskan perkataan Ibnul Qoyyim rahimahullah di dalam kitab Madarijus Salikin:

 

يقول رحمه الله: العلم إن لم يصحب السالك من أول قدم يضعه في الطريق إلى آخر قدم ينتهي إليه فسلوكه على غير طريق، وهو مقطوع عليه طريق الوصول، مسدود عليه سبل الهدى والفلاح، مغلقة عنه أبوابها. وهذا إجماع من الشيوخ العارفين، ولم ينه عن العلم إلا قطاع الطريق منهم ونواب إبليس وشرطه

 

Beliau rahimahullah berkata; Jika ilmu tidak menyertai musafir dari langkah pertama yang dilaluinya hingga langkah terakhir yang dilaluinya, maka jalannya berada di jalur lain, dan jalur kedatangannya terputus, lepas darinya, maka tertutup baginya jalan-jalan petunjuk dan kesuksesan, dan tertutup baginya pintu-pintunya. Ini adalah kesepakatan para ulama yang berilmu, dan tidak ada yang melarang dari ilmu kecuali para perampok di jalan, para wakil iblis dan tentara-nya.

 

قال الجنيد بن محمّدٍ – رحمه الله -: الطُّرق كلُّها مسدودةٌ على الخلق إلّا على من اقتفى أثر الرّسول – صلى الله عليه وسلم -. وقال: من لم يحفظ القرآن ويكتب الحديث لا يُقتَدى به في هذا الأمر، لأنّ علْمنا مقيّدٌ بالكتاب والسُّنّة. وقال: مذهبنا هذا مقيّدٌ بالأصول: الكتاب والسُّنّة. وقال أبو حفصٍ – رحمه الله -: من لم يَزِنْ أفعالَه وأحوالَه في كلِّ وقتٍ بالكتاب  والسُّنّة، ولم يتّهم خواطِرَه فلا يُعدُّ في ديوان الرِّجال

Al-Junaid bin Muhammad rahimahullah berkata: “Semua jalan kebaikan ditutup bagi orang-orang kecuali mereka yang mengikuti jejak Rasulullah ﷺ.

 

Beliau pun berkata: Barang siapa yang enggan menghafal Al-Qur’an dan menuliskan hadits, maka tidak dapat dijadikan panutan dalam hal tersebut, karena ilmu kita dibatasi oleh Al-Qur’an dan as-Sunnah.

 

Beliau berkata: Madzhab cara pandang kami  dibatasi oleh prinsip-prinsip: Al-Qur’an dan Sunnah.

 

Abu Hafs rahimahullah berkata: Barangsiapa tidak menimbang perbuatan dan keadaannya setiap saat menurut Kitab  dan as-Sunnah, dan enggan untuk menyalahkan pikirannya maka tidak dianggap sebagai list laki-laki pejantan.

 

وقال سهل بن عبد الله – رضي الله عنه -: كلُّ فعلٍ يفعله العبد بغير اقتداءٍ ــ طاعةً كان أو معصيةً ــ فهو عيشُ النّفس، وكلُّ فعلٍ يفعله العبد بالاقتداء فهو عذابٌ على النّفس

 

Sahl bin Abdillah radhiyallaahu ‘anhu berkata, “Setiap amalan yang dilakukan hamba tanpa contoh panutan, baik bentuk ketaatan maupun kemaksiatan, adalah kehidupan bagi jiwa, dan setiap perbuatan yang dilakukan hamba dengan contoh panutan keteladanan maka dia adalah siksa bagi jiwa.

 

وقال أبو عثمان النّيسابوريُّ – رحمه الله -: الصُّحبة مع الله: بحسن الأدب، ودوام الهيبة والمراقبة. والصُّحبة مع الرّسول – صلى الله عليه وسلم -: باتِّباع سنّته، ولزوم ظاهر العلم. ومع أولياء الله: بالاحترام والخدمة. ومع الأهل: بحسن الخلق. ومع الإخوان: بدوام البِشْر ما لم يكن إثمًا. ومع الجهّال: بالدُّعاء لهم والرّحمة. زاد غيره: ومع الحافظَينِ: بإكرامهما واحترامهما وإملائهما ما يحمدانك عليه. ومع النّفس: بالمخالفة. ومع الشّيطان: بالعداوة

 

Abu Utsman An Naisabury rahimahullah pernah berkata :

 

✅ Berinteraksi dengan Allah dengan Adab yang baik dan selalu ada rasa pengagungan dan selalu merasa di awasi oleh Allah .

 

✅ Berinteraksi dengan Rasulullah ﷺ dengan mengikuti Sunnah Rasul ﷺ dan selalu tetap mengambil ilmu yang jelas.

 

✅ Berinteraksi dengan para Wali wali Allah dengan memuliakan dan berkhidmat dalam kebaikan.

 

✅ Berinteraksi dengan keluarganya dengan akhlak yang baik .

 

✅ Berinteraksi dengan ikhwahnya dengan selalu ceria selama tidak ada dosa .

 

✅ Berinteraksi  dengan orang Bodoh dengan mendoakan kebaikan dan berkasih sayang dan berbelas kasih padanya .

 

Dan ada tambahan lainnya adalah:

 

Berinteraksi dengan orang yang senantiasa menjaga syari’at  Allah adalah dengan memuliakannya, menghormatinya, memenuhi sanjungan kebaikan kepada mereka, berinteraksi dengan jiwa adalah dengan menyelisihi (apapun yang menyimpang dari syari’at), Berinteraksi dengan syaitan yaitu dengan memusuhinya.

 

قال معاذ: طلب العلم عندنا عبادة، ومذاكرة العلم تسبيح، وبذل العلم عندنا صدقة، والسفر والسهر لأجل العلم عندنا جهاد، ومن أراد الدنيا فعليه بالعلم، ومن أراد الآخرة فعليه بالعلم، ومن أراد الدنيا والآخرة فعليه بالعلم

 

Mu’adz radhiyallaahu ‘anhu berkata:  Bagi kami mencari ilmu adalah ibadah, mudzakarah ilmu  (kegiatan mengulang ilmu bersama orang lain (bisa dua orang atau lebih) dengan cara saling mengutarakan ilmu yang telah mereka dapatkan dari guru masing-masing) adalah bentuk penyucian, berkorban untuk mendapatkan ilmu bagi kami adalah shodaqah, safar dan begadang untuk menuntut ilmu bagi kami adalah jihad, dan siapa yang menginginkan dunia ini maka dia harus mencari ilmu, dan siapa yang menginginkan akhirat maka diapun harus mencari ilmu, dan siapa yang menginginkan dunia dan akhirat, maka wajiblah baginya untuk mencari ilmu.

 

Bersambung inSya Allah

 

Akhukum Zaki Rakhmawan Abu Usaid

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *