HADITS ‘UMAR BIN AL-KHOTHTHOB radhiyallaahu ‘anhu
عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى، قَالَ: قَالَ عُمَرُ: صَلَاةُ الْجُمُعَةِ رَكْعَتَانِ، وَصَلَاةُ الْفِطْرِ رَكْعَتَانِ، وَصَلَاةُ الْأَضْحَى رَكْعَتَانِ، وَصَلَاةُ السَّفَرِ رَكْعَتَانِ تَمَامٌ غَيْرُ قَصْرٍ عَلَى لِسَانِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.
Dari ‘Abdurrahman bin Abu Laila, dia berkata: ‘Umar berkata: “Sholat jum’at dua raka’at, sholat ‘iedul fihtri dua raka’at, sholat ‘iedul adh-ha dua raka’at, sholat safar (perjalanan di luar kota) dua raka’at, sempurna, bukan qoshor (diringkas), menurut sabda Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam. “([1])
Di dalam satu riwayat ada tambahan:
«وَقَدْ خَابَ مَنِ افْتَرَى»
“Dan telah merugi orang yang membuat kedustaan”.([2])
IJMA’ (KESEPAKATAN) ‘ULAMA
Ibnul Mundzir (wafat th 319 H) rahimahullah berkata:
وَأَجْمَعُوْا عَلَى أَنَّ صَلَاةَ الْجُمْعَةِ رَكْعَتَانِ
“Dan mereka (‘Ulama) telah ijma’ (bersepakat) bahwa sholat jum’at dua raka’at”.([3])
FAWAID HADITS:
Ada beberapa faedah yang bisa kita ambil dari hadits dan ijma’ ini, antara lain:
1- Sholat jum’at dua raka’at.
2- Sholat ‘iedul fihtri dan sholat ‘iedul adh-ha dua raka’at.
3- Sholat safar (perjalanan di luar kota) untuk yang empat raka’at, yaitu zhuhur, ashar, isya’, dikerjakan dua raka’at.
4- Semua sholat dua raka’at sebagaimana di atas adalah sempurna.
5- Beribadah kepada Alloh harus mengikuti tuntunan Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam, bukan dengan kebodohan atau hawa nafsu.
6- Ijma’ ‘Ulama, yaitu kesepakatan ulama Muslimin dalam permasalahan agama merupakan hujjah.
Sebab ijma’ merupakan jalan kaum Mukminin yang harus diikuti.([4])
Dan Alloh tidak akan mengumpulkan umat Islam di dalam kesesatan.
Namun tidak semua perkara yang anggap ijma’ oleh sebagian orang, benar-benar merupakan ijma’. Ijma’ diketahui dengan penjelasan ulama yang terpercaya dan luas ilmunya.
7- Sebagian orang berdusta atas nama agama, maka seseorang harus berhati-hati mengambil agamanya. Hendaklah kita mengikuti dalil dari Al-Qur’an dan Hadits yang maqbul (diterima) dengan pemahaman Ulama Salafush Sholih.
8- Orang yang membuat kedustaan, baik dalam perkara dunia atau agama, pasti akan merugi. Sesungguhnya Alloh selalu mengawasi seluruh hamba-Nya.
Inilah sedikit penjelasan tentang hadits yang agung ini. Semoga Alloh ﷻ selalu memudahkan kita untuk melaksanakan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan. Dan selalu membimbing kita di atas jalan kebenaran menuju ridho dan sorga-Nya yang penuh kebaikan.
Ditulis oleh Muslim Atsari,
Sragen, Bakda Ashar, Rabu, 14-Rojab-1443 H / 16-Februari-2022 M
_____________________
Footnote:
([1]) HR. Nasai, no. 1420, 1440, 1566; Ibnu Majah, no. 1063, 1064; Ahmad, no. 257. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dan Syaikh Syu’aib Al-Arnauth
([2]) HR. Ibnu Khuzaimah, no. 1425. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani
([3]) Al-Ijma’, hlm. 40, no. 56, karya Imam Ibnul Mundzir
([4]) Lihat. QS. An-Nisa’/4: 115






