Menyempurnakan wudhu’ pada waktu yang tidak disuka adalah suatu perkara yang wajib untuk dijaga oleh seorang muslim, dikarenakan adanya pahala yang besar di dalamnya serta keridhaan Allah kepadanya.
Allah ﷻ berfirman,
مَا يُرِيدُ ٱللهُ لِيَجعَلَ عَلَيكُم مِّنۡ حَرَجٍ وَلَٰكِن يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُم وَلِيُتِمَّ نِعمَتَهُۥ عَلَيكُمۡ لَعَلَّكُم تَشكُرُونَ ٦
“… Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.” (QS. al-Maidah (5): 6)
Nabi ﷺ bersabda,
«أَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى مَا يَمْحُو اللهُ بِهِ الْخَطَايَا، وَيَرْفَعُ بِهِ الدَّرَجَاتِ؟» قَالُوا بَلَى يَا رَسُولَ اللهِ قَالَ: «إِسْبَاغُ الْوُضُوءِ عَلَى الْمَكَارِهِ، وَكَثْرَةُ الْخُطَا إِلَى الْمَسَاجِدِ، وَانْتِظَارُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الصَّلَاةِ، فَذَلِكُمُ الرِّبَاطُ»
“Maukah aku tunjukkan kepada kalian akan perkara yang dengannya Allah akan menghapus kesalahan-kesalahan, dan dengannya Dia akan mengangkat derajat-derajat?” Mereka berkata, ‘Tentu, ya Rasulullah.” Beliau bersabda, ‘Menyempurnakan wudhu pada waktu yang tidak disuka, memperbanyak langkah menuju masjid-masjid, serta menunggu shalat setelah shalat. Maka itulah ribath.”([1])
Beliau ﷺ bersabda juga,
«إِنَّ أُمَّتِي يُدْعَوْنَ يَوْمَ القِيَامَةِ غُرًّا مُحَجَّلِينَ مِنْ آثَارِ الوُضُوءِ، فَمَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ أَنْ يُطِيلَ غُرَّتَهُ فَلْيَفْعَلْ»
“Sesungguhnya umatku dipanggil pada hari kiamat dalam keadaan bersinar wajah dan kedua kakinya karena bekas-bekas wudhu’. Maka barangsiapa mampu di antara kalian untuk memanjangkan cahaya (wajah dan kaki)nya, maka hendaknya dia lakukan.”([2])
(Sumber: Mi-atu washilatin liyuhibbakallaahu warasuuluhuu, Sayyid Mubarok (Abu Bilal), dialih bahasakan oleh: Abu Rofi’ Muhammad Syahri)
______________________
Footnote: