Membersihkan Dosa, Seperti Mandi Lima Kali Sehari

Hadits Tentang Shalat Lima Waktu

18- Membersihkan Dosa, Seperti Mandi Lima Kali Sehari

 

Hadits Jabir radhiyallaahu ‘anhu,

 

عَنْ جَابِرٍ وَهُوَ ابْنُ عَبْدِ اللهِ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَثَلُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ كَمَثَلِ نَهْرٍ جَارٍ، غَمْرٍ عَلَى بَابِ أَحَدِكُمْ، يَغْتَسِلُ مِنْهُ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسَ مَرَّاتٍ»

 

Dari Jabir bin Abdulloh, ia berkata: Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Perumpamaan shalat lima waktu adalah seperti sungai yang mengalir, airnya melimpah, di dekat pintu salah seorang di antara kalian, setiap hari ia mandi di sungai itu lima kali.”([1])

 

Hadits Abu Huroiroh radhiyallaahu ‘anhu,

 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «أَرَأَيْتُمْ لَوْ أَنَّ نَهْرًا بِبَابِ أَحَدِكُمْ يَغْتَسِلُ مِنْهُ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسَ مَرَّاتٍ، هَلْ يَبْقَى مِنْ دَرَنِهِ شَيْءٌ؟» قَالُوا: لَا يَبْقَى مِنْ دَرَنِهِ شَيْءٌ، قَالَ: «فَذَلِكَ مَثَلُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ، يَمْحُو اللهُ بِهِنَّ الْخَطَايَا»

 

Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Bagaimana pendapat kalian, jika ada sungai di dekat pintu salah seorang di antara kalian, ia mandi dari sungai itu lima kali dalam sehari, apakah kotorannya masih tersisa?” Para sahabat menjawab: “Kotorannya tidak akan tersisa.” Beliau bersabda; “Itulah perumpamaan shalat lima waktu, dengannya Allah menghapus kesalahan-kesalahan.”([2])

 

Hadits Abu Sa’id Al-Khudriy radhiyallaahu ‘anhu,

 

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيَّ، يُحَدِّثُ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ كَفَّارَةُ مَا بَيْنَها» . وَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَرَأَيْتُمْ لَوْ أَنَّ رَجُلًا كَانَ لَهُ مُعْتَمَلٌ، بَيْنَ مَنْزِلِهِ ومُعْتَمَلِهِ خَمْسَةُ أَنْهَارٍ، إِذَا انْطَلَقَ إِلَى مُعْتَمَلِهِ عَمِلَ مَا شَاءَ اللهُ، وَأَصَابَهُ الْوَسَخُ أَوِ الْعَرَقُ، فَكُلَّمَا مَرَّ بِنَهَرٍ اغْتَسَلَ، مَا كَانَ ذَلِكَ يُبْقِي مِنْ دَرَنِهِ، وَكَذَلِكَ الصَّلَوَاتُ، كُلَّمَا عَمِلَ خَطِيئَةً أَوْ مَا شَاءَ اللهُ، ثُمَّ صَلَّى وَدَعَا وَاسْتَغْفَرَ غُفِرَ لَهُ مَا كَانَ فِيهِ»

 

Dari Abu Sa’id Al-Khudriy, dia bercerita, bahwa dia pernah mendengar Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sholat lima waktu penghapus dosa-dosa yang ada di antara semuanya”. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda: “Bagaimana pendapat kalian, jika ada seorang laki-laki memiliki tempat kerja, di antara rumahnya dengan tempat kerjanya ada lima sungai. Jika dia pergi menuju tempat kerjanya, dia berkerja sebagaimana Alloh kehendaki, tubuhnya menjadi kotor atau berkeringat. Setiap dia (pulang) melewati sebuah sungai dia mandi,   maka hal itu tidak akan menyisakan kotorannya.  Demikian perumpamaan shalat lima waktu, setiap seseorang melakukan kesalahan atau sebagaimana Alloh kehendaki, kemudian dia melakukan sholat, berdoa, dan beristighfar, diampuni dosanya yang telah lalu”.([3])

 

FAWAID HADITS:

 

Ada beberapa faedah yang bisa kita ambil dari hadits-hadits ini, antara lain:

 

1- Sholat lima waktu adalah penghapus dosa-dosa yang ada di antara semuanya.

 

2- Menyampaikan ilmu dengan membuat perumpamaan agar menjadi lebih jelas.

 

3- Menyampaikan ilmu dengan cara bertanya untuk menarik perhatian.

 

4- Shalat lima waktu membersihkan dosa-dosa dari hati manusia, seperti mandi membersihkan kotoran dari badannya.

 

5- Amal-amal sholih adalah sarana untuk membersihkan dosa-dosa dan meningkatkan derajat.

 

6- Di antara sebab-sebab ampunan dari dosa adalah melakukan sholat, berdoa, dan beristighfar.

 

7- Agama Islam mengajarkan kesucian lahir dari najis dan kotoran, dan kesucian batin dari dosa-dosa.

 

Inilah sedikit penjelasan tentang hadits-hadits yang agung ini. Semoga Alloh selalu memudahkan kita untuk melaksanakan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan. Dan selalu membimbing kita di atas jalan kebenaran menuju ridho dan sorga-Nya yang penuh kebaikan.

 

Ditulis oleh Muslim Atsari,

 

Sragen, Bakda Isya’ Rabu, 6-Shofar-1442 H / 23-September-2020 M

 

______________________

Footnote:

 

([1]) HR. Muslim, no. 668/284; Ahmad, no. 9505, 14275, 14408, 14853; Ibnu Hibban, no. 1725. Dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Irwaul Gholil, no. 15

 

([2]) HR. Bukhari, no. 528; Muslim, no. 667/283

 

([3]) HR. Thobroni di dalam Al-Mu’jamul Ausath, no. 198; dan di dalam Al-Mu’jamul Kabir, no. 5444. Di dalam kitab Shohih at-Targhib wat Tarhib, no. 355, Syaikh Al-Albani berkata: “Shohih lighoirihi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *