- Keyakinan bolehnya berdzikir mengingat Allah di dalam kamar kecil.
Terdapat orang yang berkeyakinan bolehnya yang demikian dengan bersandar kepada hadits yang telah dikeluarkan oleh al-Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik radhiyallaahu ‘anhu, dia berkata,
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الخَلاَءَ قَالَ: «اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الخُبُثِ وَالخَبَائِثِ»
“Adalah Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, jika beliau masuk ke kamar kecil, beliau membaca, ‘Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari syetan laki-laki dan syetan perempuan.”([1])
Lalu mereka berkeyakinan dengan lafazh hadits, ‘Adalah beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam, jika masuk, beliau berkata’, bahwa beliau membaca do’a ini setelah beliau memasuki kamar kecil.
Sementara pada riwayat Ibnu Abi Syaibah dengan lafazh,
كَانَ إِذَا دَخَلَ الْكَنِيفَ قَالَ: «بِسْمِ اللهِ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْخُبْثِ وَالْخَبَائِثِ»
“Adalah beliau jika memasuki kamar kecil, beliau membaca, ‘Dengan menyebut asma Allah, ya Allah, sesungguhnya ku berlindung kepada-Mu dari syetan laki-laki dan syetan perempuan.”([2])
Ini adalah keyakinan salah. Imam as-Syaukaniy rahimahullah telah membantah syubhat ini, beliau berkata sebagaimana di dalam Nailul Authar (1/97), ‘Ucapannya jika beliau masuk kamar kecil, maka (Ibnu Hajar) telah berkata di dalam Fathul Bariy, ‘Maksudnya, dzikir ini ada saat ingin masuk, bukan setelahnya.’
Dan sungguh imam al-Bukhari telah menegaskan dengan jelas hal ini di dalam al-Adab al-Mufrad. Dari Anas radhiyallaahu ‘anhu, dia berkata,
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَدخُل الْخَلَاءَ قَالَ
“Adalah Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, jika beliau ingin masuk kamar kecil, beliau membaca…’ kemudian beliau menyebutkan hadits bab tersebut.
Terdapat juga perkara yang menguatkan makna ini, yaitu firman Allah subhaanahuu wa ta’aalaa,
فَإِذَا قَرَأتَ ٱلقُرءَانَ فَاستَعِذ بِٱللهِ مِنَ ٱلشَّيطَٰنِ ٱلرَّجِيمِ ٩٨
“Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.” (QS. an-Nahl (16): 98)
Maknanya adalah jika Engkau ingin membaca al-Qur`an, maka mintalah perlindungan kepada Allah dari syetan yang terkutuk. Dan tentu yang dimaksud bukanlah bahwa Anda jika selesai membaca al-Qur`an lalu mintalah perlindungan kepada Allah dari syetan yang terkutuk.
(Diambil dari buku 117 Dosa Wanita Dalam Masalah Aqidah Dan Keyakinan Sesat, terjemahan kitab Silsilatu Akhthaainnisaa`; Akhtaaul Mar-ah al-Muta’alliqah bil ‘Aqiidah Wal I’tiqaadaat al-Faasidah, karya Syaikh Nada Abu Ahmad)
______________________
Footnote:
([1]) HR. Al-Bukhari (142), Muslim (375)-pent
([2]) HR. Ibnu Abi Syaibah (5)