عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: قِيْلَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، أَيُّ جُلَسَائِنَا خَيْرٌ. قَالَ: «مَنْ ذَكَّرَكُمُ اللهَ رُؤْيَتُهُ، وَزَادَ فِيْ عِلْمِكُمْ مَنْطِقُهُ، ذَكَّرَكُمْ بِالْآخِرَةِ عَمَلُهُ» رَوَاهُ أَبُوْ يَعْلَى، وَرُوَاتُهُ رُوَاةُ الصَّحِيْحِ إِلَّا مُبَارَكٌ ابْنُ حَسَّانِ.
Dari Ibnu Abbas radhiyallaahu ‘anhuma dia berkata: ‘Rasulullah ﷺ pernah di tanya; ‘Ya Rasulullah, siapakah teman duduk yang paling baik? Beliau menjawab: “Orang yang melihatnya membuatmu teringat Allah([1]), orang yang perkataannya membuat bertambah ilmumu([2]), dan orang yang amalannya membuatmu teringat akhirat.”([3]) (HR. Abu Ya’la dan para perawinya semuanya shahih selain Mubarak bin Hasaan)
Maknanya adalah, bahwasannya teman duduk yang baik itu adalah orang yang apabila manusia melihat mereka, maka mereka (manusia) akan teringat Rabb-mereka lalu mentaati-Nya. Dan tidaklah yang demikian itu terjadi melainkan karena keshalihan dan keutamaan mereka.
Dan jika mereka melihat kepada amal-amal perbuatan mereka, maka manusia akan zuhud terhadap dunia mereka, lalu mereka mengingat akhirat mereka.
Di dalam hadits tersebut terdapat dalil bahwa orang-orang yang ahli melakukan ketaatan, lagi ikhlash, yaitu orang-orang yang memerintah yang ma’ruf dan melarang dari yang munkar, maka Allah akan mengenakan pada mereka pakaian kewibawaan, kehormatan, dan ketenangan.
_____________________
Footnote:
([1]) Rukyatuhu, pandangan kalian kepadanya
([2]) Mantiquhu, ucapan dan pembicaraannya
([3]) Dzakkarokum, ‘Amala shalihnya memperingatkan kalian akan hari kembali menuju Allah ﷻ.