Tidak akan meremehkan dan bermalas-malasan dari shalat-shalat fardhu secara berjama’ah kecuali orang yang munafiq, lagi dikenal kemunafikannya.
Allah ﷻ berfirman,
حَٰفِظُواْ عَلَى ٱلصَّلَوَٰتِ وَٱلصَّلَوٰةِ ٱلوُسطَىٰ وَقُومُواْ لِلهِ قَٰنِتِينَ ٢٣٨
“Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu’.” (QS. al-Baqarah (2): 238)
Dari Ibnu Mas’ud radhiyallaahu ‘anhu, dia berkata, ‘Aku bertanya kepada Rasulullah ﷺ, ‘Amal yang manakah yang paling afdhal? Maka Nabi ﷺ bersabda,
«الصَّلَاةُ عَلَى وَقْتِهَا» قُلْتُ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: « بِرُّ الْوَالِدَيْنِ» قُلْتُ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: «الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ»
“Shalat pada waktunya.” Kukatakan, ‘Kemudian apa lagi? Beliau bersabda, “Berbakti kepada kedua orang tua.” Kukatakan, ‘Kemudian apa lagi?’ Beliau bersabda, ‘Berjihad di jalan Allah.”([1])
(Sumber: Mi-atu washilatin liyuhibbakallaahu warasuuluhuu, Sayyid Mubarok (Abu Bilal), dialih bahasakan oleh: Abu Rofi’ Muhammad Syahri)
______________________
Footnote: