Keyakinan Sesat Tentang ‘Ain & Hasad (4)

(4) Keyakinan bahwa manusia tidak akan menimpakan musibah pada diri, harta, dan keluarganya dengan ‘ain.

 

Ini adalah keyakinan salah. Dimana kadang manusia menimpakan musibah pada diri, harta, atau keluarganya dengan penyakit ‘ain (pada dirinya). Dan inilah yang dijelaskan kepada kita oleh Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam.

 

Imam Ahmad telah mengeluarkan hadits dari ‘Amir bin Rabi’ah, dan Shal bin Hanif, dia berkata, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 

إِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ مِنْ نَفْسِهِ أَوْ مَالِهِ أَوْ أَخِيهِ مَا يُعْجِبُهُ، فَلْيَدْعُ بِالْبَرَكَةِ، فَإِنَّ الْعَيْنَ حَقٌّ

 

“Jika salah seorang diantara kalian melihat dirinya, harta atau saudaranya yang membuatnya takjub, maka hendaknya dia berdo’a memohon keberkahan, dikarenakan penyakit ‘ain adalah haq.”([1])

 

Maka orang yang berpenyakit ‘ain, kadang ada sesuatu yang dilihatnya membuatnya takjub; baik itu berupa manusia, hewan, ataupun harta benda, kemudian jiwanya yang jahat lagi dengki menggambarkan sesuatu bahaya, maka terpantullah darinya partikel-partikel beracun yang mempengaruhi orang yang terkena pandangan ‘ain dengan idzin Allah yang bersifat kauniy (penciptaan) dan bukan yang bersifat syar’iy. Dan musibah itu kadang terjadi dengan tanpa kesengajaan, hingga kemudian dia membuat anaknya, istri, atau kendaraanya dan semacamnya terkena ‘ain dirinya sendiri.

 

Dan barangsiapa khawatir dia terkena yang demikian, maka saat ada sesuatu yang membuatnya takjub, hendaknya dia mengatakan,

 

مَا شَاءَ اللهُ ، اَللهم بَارِكْ

 

Maasyaa-Allaah, ya Allah, berkahilah.”

 

Yang demikian itu adalah berdasarkan firman Allah subhaanahuu wa ta’aalaa,

 

وَلَولَآ إِذ دَخَلتَ جَنَّتَكَ قُلتَ مَا شَآءَ ٱللهُ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِٱللَّهِۚ

 

Dan mengapa kamu tidak mengatakan waktu kamu memasuki kebunmu “maasyaallaah, laa quwwata illaa billaah (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah). (QS. al-Kahfi (18): 39)

 

Dan karena sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam kepada seorang sahabat yang menimpakan ‘ain kepada sahabat yang lain,

 

أَلَا بَرَّكْتَ

 

“Tidakkah Engkau mendo’akan keberkahan?.”([2])

 

Dan hadits tersebut terdapat pada riwayat Ahmad dengan sanad shahih.

 

(Diambil dari buku 117 Dosa Wanita Dalam Masalah Aqidah Dan Keyakinan Sesat, terjemahan kitab Silsilatu Akhthaainnisaa`; Akhtaaul Mar-ah al-Muta’alliqah bil ‘Aqiidah Wal I’tiqaadaat al-Faasidah, karya Syaikh Nada Abu Ahmad)

______________________

Footnote:

[1]() HR. Ahmad (15738), an-Nasa`iy (10872), lihat as-Shahiihah (2572), lihat juga al-Jaami’ as-Shahiih li as-Sunan wa al-Masaanid (4/363)-pent

[2]() HR. Ibnu Hibban (6073), al-Misykah (4562), as-Shahiihah (2572), ar-Raudh an-Nadhiir (1194)-pent

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *