Penyusun: Abu Yusuf Suharno
Intisari
Kesederhanaan Nabi ﷺ bukan karena tak mampu, tetapi pilihan jalan terdekat menuju ridha Allah ﷻ. Hidup secukupnya menjaga hati dari cinta dunia, meringankan hisab, dan melapangkan tangan untuk memberi.
Mukadimah
Rumah beliau ﷺ sederhana, pilihan hidupnya bersahaja, namun pengaruhnya menerangi dunia. Di tengah budaya pamer, teladan beliau menegaskan: martabat hamba diukur dengan takwa, bukan tumpukan harta.
Firman Allah ﷻ
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ ٱللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُوا ٱللَّهَ وَٱلْيَوْمَ ٱلْآخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرًا
“Sungguh, pada (diri) Rasulullah ada teladan yang baik bagimu, bagi orang yang mengharap (ridha) Allah dan Hari Akhir serta banyak mengingat Allah.” (Al-Aḥzāb: 21)
Sabda Rasulullah ﷺ
مَا لِي وَالدُّنْيَا؟ مَا أَنَا فِي الدُّنْيَا إِلَّا كَرَاكِبٍ اسْتَظَلَّ تَحْتَ شَجَرَةٍ ثُمَّ رَاحَ وَتَرَكَهَا
“Apa urusanku dengan dunia? Keadaanku di dunia hanyalah seperti seorang pengendara yang berteduh di bawah pohon, lalu pergi meninggalkannya.” (Riwayat at-Tirmiżī no. 2377; ḥasan ṣaḥīḥ)
Perkataan Salaf
Yunus bin Maysarah al-Jubulan rahimahullah:
لَيْسَ الزَّهَادَةُ فِي الدُّنْيَا بِتَحْرِيمِ الحَلَالِ وَلَا بِإِضَاعَةِ المَالِ، وَلَكِنَّ الزَّهَادَةَ فِي الدُّنْيَا أَنْ تَكُونَ بِمَا فِي يَدِ اللَّهِ أَوْثَقَ مِنْكَ بِمَا فِي يَدَيْكَ
“Zuhud di dunia bukan dengan mengharamkan yang halal dan bukan pula menyia-nyiakan harta, tetapi (hakikat) zuhud di dunia adalah engkau lebih percaya kepada apa yang ada di sisi Allah daripada apa yang ada di kedua tanganmu.” (al-Zuhd, Ibn Abī ad-Dunyā, no. 107)
Renungan Hati
Yang kita bawa ke kubur bukan merek, melainkan amal. Sederhana menumbuhkan syukur, menguatkan empati, dan memudahkan sedekah—itulah jejak Rasulullah ﷺ.
Pelajaran Berharga
1. Kesederhanaan lahir dari tawakal dan qanā‘ah, bukan keterpaksaan.
2. Cukup itu kaya: hati tenang, hisab ringan, tangan lapang memberi.
3. Ukur kebutuhan; jauhi isrāf (berlebihan), budaya pamer, dan utang konsumtif.
4. Sedikit tapi halal dan berkah lebih baik daripada banyak yang melalaikan.
5. Praktikkan: batasi gaya hidup, perbanyak syukur, dahulukan sedekah atas belanja sekunder.
Doa Penutup
اَللَّهُمَّ لَا تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلَا مَبْلَغَ عِلْمِنَا، وَاجْعَلْ رِزْقَنَا كِفَافًا وَقَنِّعْنَا بِمَا رَزَقْتَنَا
“Ya Allah, jangan jadikan dunia urusan terbesar kami dan puncak ilmu kami. Jadikan rezeki kami secukupnya dan buat kami qana‘ah dengan karunia-Mu.” (Riwayat at-Tirmiżī)






