Teruntuk saudaraku yang menjauhi ustadz/guru yang mengajarkanmu
Bismillah
Alhamdulillah washsholatu wassalam ‘ala Rasulillah
Apa alasanmu menjauhi ustadz/gurumu?
Terkadang terjadi pada seseorang yang berselisih dengan orang lain.
Ketika ia sering melihat ustadznya bersama lawan selisihnya, tanpa ia bisa memastikan apa yang mereka lakukan. Ia langsung menyimpulkan bahwa ustadz berada pada pihak Fulan.
Padahal ustadz/ guru harus senantiasa dekat dengan murid guna bisa menasihatinya, agar dapat memperbaiki dirinya.
Apa alasanmu menjauhi ustadz/gurumu?
Ketika seorang yang berselisih dengan rekannya datang ke ustadz guna mencari dukungan, namun ia tidak mendapatkan yang diharapkan melainkan nasihat untuk memperbaiki diri dan menyelesaikan perselisihan dengan baik. Ia langsung menyimpulkan bahwa ustadz berada di pihak lawan.
Padahal memang demikian seharusnya seorang ustadz, ketika berada dikajian ummahat (wanita/para Istri) maka diantara yang dibahas adalah kesalahan/kekeliruan ummahat agar menuju kepada perbaikan dan menjadi lebih baik. Bukan membahas kesalahan kaum Adam, hingga menjadikan ummahat merasa mendapat pembelaan atas kesalahan suami mereka.
Apa alasanmu menjauhi ustadz/gurumu?
Seringkali didapati seorang wali murid disebuah sekolah/ pesantren yang dibina oleh ustadz yang diambil ilmunya juga oleh wali murid tersebut dalam kajian, merasa sekolah/pesantren tersebut tidak memenuhi keinginan dan harapan wali murid dari suatu sisi.
Lalu ia memindahkan anaknya ke sekolah lain dan mulai menjauhi ustadz/guru dan majelis ilmu tersebut.
Padahal ia tidak pernah mendapatkan perlakuan tidak baik dari ustadz karena memindahkan anaknya.
Apa alasanmu menjauhi ustadz/gurumu?
Ketidakmampuan sebagian teman di kajian menyekolahkan anaknya di lembaga terdekat yang di bina ustadz/guru tempat ia menimba ilmu agama, menjadikan dirinya menyekolahkan anaknya di lembaga lain yang ia mampu.
Hal ini terkadang menjadikan sebagian orang menjauh dari ustadz/gurunya beserta majlis ilmunya.
Padahal apa yang dilakukannya tidaklah menjadi masalah bagi sang ustadz atau membuatnya kecewa. Karena lembaga yang didirikan adalah bagian dari usahanya dalam menyebarkan dakwah yang Haq. Tanpa memaksakan diri harus penduduk setempat yang memanfaatkannya.
Banyak atau sedikitnya siswa yang belajar di lembaga itu. Atau dari daerah mana datangnya peminat. Itu adalah hak Allah yang mengatur, sebagaimana Allah mengatur rezeki manusia
Apa alasanmu menjauhi ustadz/gurumu?
Ketidak percayaan terhadap lembaga yang dibina seorang ustadz terhadap minat ketercapaian ilmu pada anak keturunan. Sejatinya tidak mengharuskannya menjauhi ustadz/guru.
(Hal-hal diatas merupakan pengalaman yang dialami)
==========
Sadarkah engkau dengan sikapmu itu kerugian banyak telah kau dapat?
▪️ Menjauhinya menyebabkan engkau ditarik oleh rasa benci, sedangkan kebencian dan ketidak sukaan terhadap pembawa ilmu akan menyebabkan engkau tidak mendapatkan ilmu yang bermanfaat.
▪️ Menjauhinya mengantarkan dirimu enggan menghadiri majelis ilmu, kalaupun engkau masih hadir di majelis ilmu yang lain, jumlah kehadiranmu di majelis ilmu tidak sama dengan sebelumnya.
▪️ Engkau kehilangan nasihat dan arahan ustadz/gurumu, karena secara fitrah ustadz/guru akan lebih perhatian pada kebaikan orang yang berada di wilayah dakwahnya.
▪️ Bisa jadi engkau mulai kehilangan teman-teman yang shalih. Dengan sikapmu mereka akan menilai baik dan buruk dirimu.
▪️ Lebih jauh dari itu, engkau mulai tak lagi duduk di majelis ilmu.
Semoga Allah memberi Taufiq dan hidayah kepada kita semua
Akhukum Fillah
Abu Uwais Nurdiansyah